Berawal dari sebuah kejenuhan ber-tahun baru-an di nol kilometer, dengan tiba-tiba tercetus ide untuk ber-taun baru-an di kota Semarang. Setelah sang pencetus ide yaitu Mbah Pepeng a.k.a ferry berkoar-koar dan ajak sini ajak sana akhirnya terkumpul peserta tour berjumlah 11 orang yang terdiri dari saya, ferry, faje, topik, holand, jo, veta, yudhit dan para perempuan? yaitu achi, aya, dan mbay.
Hari dan jam keberangkatan pun disepakati, yaitu hari Jumat, 31 Desember 2010 setelah Sholat Jumat atau sekitar pukul 13.00. Namun pada kenyataannya baru ngumpul jam 15.00 dan diputuskan untuk segera berangkat.
Perjalanan dari Jogja menuju Semarang yang idealnya dapat ditempuh dengan 3,5 jam perjalanan nampaknya tidak dapat kita rasakan. Perjalanan dirasa memang cukup lancar hingga ketika sampai di daerah Mutilan, terjadi kemacetan yang cukup panjang karena ada proyek pengerjaan jalan. Akhirnya diputuskan untuk mengambi jalan alternatif melalui kawasan Candi Mendut yang jaraknya memang bertambah cukup lumayan jauh.
Jam ditangan menunjukkan hampir pukul 17.30, posisi di kecamatan Pringsurat, kabupaten Temanggung akhirnya diputuskan untuk melaksanakan shalat Ashar sekaligus rehat sejenak di masjid. Perjalanan berlanjut memasuki daerah Ambarawa yang jalanannya naek turun, hari juga sudah mulai gelap serta gerimis rintik-rintik mengiringi kami melewati daerah pegunungan yang hijau dan sejuk (adem tenan) brrrrrr..
Ketika sampai di pertigaan Bawen hari benar-benar sudah gelap, gerimis pun belum juga ada niatan buat reda. Memasuki daerah Ungaran jalanan semakin ramai dan padat, macet pol malah!! Angin semakin kencang bertiup, dan karena sudah frustasi dijalan akhirnya diputuskan untuk berhenti sejenak di daerah Sidorejo, Bergas Lor. Kebetulan ketika berhenti di sebuah halte hujan turun semakin deras dan kami menuju masjid yang berada tak jauh dibelakang halte yang kami pakai untuk berteduh, istirahat sejenak dan menunaikan ibadah shalat jamak maghrib-isya. Saat itu jam menunjukkan angka 18.39
Setelah dirasa cukup beristirahat dan karena keburu semakin malam, perjalanan dilanjutkan kembali walau hujan masih turun cukup deras. Perjalanan melewati kemacetan parah dilalui dengan ‘mlipir’ melalui tepi jalanan, tidak mudah karena becek, banyak lubang, genangan air, juga gelap jadi harus ekstra hati-hati. Nyatanya juga berkali-kali ‘kejeglong’ lubang yang tertutup kenangan air..haha
Dengan mengikuti sang master Jo, akhirnya terbebas dari macet dan sudah memasuki kota Semarang. Beberapa teman agak tertinggal karena memang susah berjalan beriringan dengan kondisi macet parah seperti itu. Dengan berjalan perlahan dengan berbasis GPS dari hape-nya Jo, kita melewati gang kecil yang kok lama-lama jalannya semakin menurun dan curam. awalnya ragu, tapi terus maju dengan bingung dan yak, jalannya BUNTU!! Dengan sedikit rasa malu dan shock kita memutar arah, akhirnya setelah diberitahu oleh warga setempat ketemu juga jalan raya. Alhamdulillah..
Dengan tetap berbasis GPS hape-nya master Jo, sampai juga di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang didaerah Pleburan Undip Semarang bawah. Ketika sampai jam ditangan hampir menunjuk angka 20.30, wow, hampir 6 jam perjalanan?? Memang luar biasa perjalanan Jogja-Semarang kali pertama saya ini…
Setelah memarkir motor, kemudian secara bergantian memanfaatkan toilet rumah sakit sebagai tempat bersih-bersih badan. Sembari menunggu yang lagi di toilet dan berteduh karena masih sedikit gerimis, dipilihlah ATM didepan rumah sakit sebagai korbannya..
Perjalanan masih akan berlanjut…tunggu kelanjutannya yaa…
Bersambung ke : Semarang Blunder #2